BETTER
THAN HER
Memiliki
seorang kakak perempuan yang sangat pintar bukanlah hal yang mudah bagi saya.
Selama bertahun-tahun, saya harus hidup dalam bayang-bayangnya. Orang-orang
terus membandingkan kami berdua dalam hal prestasi akademis. Awalnya saya tidak
peduli karena menurut saya pada dasarnya setiap individu berbeda dan ikatan kekeluargaan
tidak dapat menjamin adanya persamaan antara kami berdua. Namun ketika
guru-guru dan bahkan kedua orangtua saya makin sering menegur saya karena tidak
mampu menyamai langkah kakak saya, saya mulai tenggelam dalam frustasi.
Hal yang saya syukuri sampai saat
ini adalah bahwa saya tidak membiarkan rasa frustasi tersebut merusak
kepercayaan diri saya. Meskipun kerap dipandang sebelah mata, saya yakin bahwa saya
bisa mencapai prestasi yang jauh lebih baik dari kakak saya. Karena itu, saya
memanfaatkan waktu saya sebaik-baiknya untuk belajar. Saya ingin membuktikan
pada mereka bahwa saya bisa melakukan yang lebih baik.
Usaha saya lambat laun mulai
menunjukkan hasil. Nilai-nilai saya melesat naik dan membuat banyak orang
terkejut. Tak hanya itu, saya juga berhasil merebut peringkat umum di sekolah.
Banyak orang yang akhirnya mengakui bahwa saya mampu, tapi saya tahu bahwa
masih banyak pula yang meragukan saya. Beberapa di antara mereka malah dengan
terang-terangan mengatakan bahwa itu hanya sekedar keberuntungan saya semata.
Hal ini membuat saya sadar bahwa jalan yang harus saya tempuh untuk membuktikan
kemampuan saya masih sangat jauh.
Kenyataan itu membuat saya berusaha
lebih keras lagi. Saya membaca banyak buku untuk memperkaya ilmu pengetahuan
saya. Saya juga tak segan bertanya pada para guru untuk memuaskan rasa ingin
tahu saya yang semakin besar. Tanpa saya sadari, ambisi saya untuk diakui telah mengantar saya menjadi
pribadi yang jauh lebih baik dibanding sebelumnya.
Melihat perkembangan saya dalam
bidang akademis ini, para guru akhirnya mulai memberikan saya kepercayaan untuk
mengikuti berbagai macam perlombaan. Puncaknya, saya dipilih untuk mewakili
sekolah saya untuk mengikuti olimpiade biologi tingkat kabupaten. Saya menerima
tanggungjawab tersebut dengan penuh syukur. Saya berjanji kepada diri saya
sendiri untuk tidak menyia-nyiakan kepercayaan yang telah mereka berikan.
Tiga minggu menjelang olimpiade
menjadi minggu-minggu yang sangat berat bagi saya. Otak saya dipaksa untuk
mengingat berbagai macam hal berkaitan dengan materi yang akan diujikan. Saya
lelah, tapi enggan menyerah. Saya yakin
usaha saya tidak akan sia-sia.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba.
Bersama dengan guru pembimbing dan beberapa teman, saya berangkat menuju ke
tempat dilangsungkannya olimpiade tersebut. Setibanya di sana, saya langsung
diserang rasa gugup. Pikiran-pikiran negatif memenuhi otak saya saat melihat
begitu banyak saingan yang akan saya hadapi. Beruntung guru saya memahami
situasi tersebut dan memberikan kata-kata penguatan untuk saya dan teman-teman
saya. Berkat kata-kata penguatan beliau, saya bisa mengerjakan soal-soal yang
diberikan dengan tenang.
Setelah hari itu, saya tidak bisa
tidur dengan tenang. Saya dikuasai kecemasan akan hasil olimpiade tersebut.
Tiap harinya saya berdoa agar bisa mendapat peringkat pertama. Rupanya Tuhan
mengasihi saya. Tak lama kemudian, hasil perlombaan itu diumumkan. Saya
berhasil menduduki tempat pertama setelah mengalahkan nilai-nilai dari puluhan
peserta lainnya.
Saya memandang kemenangan tersebut
sebagai kesuksesan terbesar dalam hidup saya karena semenjak hari itu, tak ada
lagi yang meragukan kemampuan saya. Semua orang akhirnya mengakui bahwa saya
bisa menyamai kakak saya dan bahkan menjadi lebih baik darinya.
TUGAS
PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK, MASA ANAK, MASA REMAJA, DAN MASA DEWASA
1. Tugas Perkembangan Masa
Kanak-Kanak
Periode kanak-kanak (umur 3-5
tahun), yaitu usia pra sekolah sebagai periode peralihan dari masa bayi keusia
anak sekolah sebelum anak masuk sekolah, jiwanya telah matang untuk sekolah,
yaitu matang karena dipersiapkan di taman kanak-kanak atau TPA, dan jenis-jenis
pendidikan anak pra sekolah lainnya. Kohnstamm meyebut periode ini dengan
periode estetis, yang berarti keindahan.
Ciri dari periode masa kanak-kanak
ialah:
1)
Perkembangan emosi kegembiraan hidup
2)
Kebebasan
3)
Fantasi.
Ketiga ciri tersebut, dapat
berkembang dengan berbagai bentuk ekspresi seperti; permainan, dongeng,
nyanyian dan menggambar itulah sebabnya, empat kegiatan tersebut sering dijadikan
isi materi kurikulum di TK.
Tugas perkembangan masa kanak-kanak:
1.
Menguasai kemampuan fisik dasar untuk bermain
2.
Bisa bermain dengan teman sebaya
3.
Membentuk sikap positif terhadap diri sendiri
4.
Mempelajari peran gender yang sesuai
5.
Mengembangkan kemampuan dasar dalam membaca, menghitung, dan menulis
6.
Mengembangkan hati nurani, moralitas, dan sistem nilai
7.
Memiliki kemandirian dasar dalam kegiatan sehari-hari
8.
Mengembangkan sikap yang tepat terhadap kelompok sosial tertentu
2. Tugas Perkembangan Masa Anak
Salah satu dasar untuk menentukan
apakah seorang anak telah mengalami perkembagan dengan baik adalah memulai apa
yang disebut dengan tugas-tugas perkembangan atau Development Task. Tugas
perkembangan masa anak menurut Munandar (1985) adalah belajar berjalan, belajar
mengambil makanan yang padat, belajar berbicara, toilet training, belajar
membedakan jenis kelamin dan dapat kerja kooperatif, belajar mencapai
stabilitas fisiologis, pembentukan konsep-konsep yang sederhana mengenai
kenyataan sosial dan fisik, belajar untuk mengembangkan diri sendiri secara
emosional dengan orang tua, sanak saudara dan orang lain serta belajar
membedakan baik dan buruk.
Sedangkan menurut Havighurst (dalam
Hurlock, 1980) tugas perkembangan pada masa anak-anak adalah sebagai berikut:
a)
Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang
umum.
b)
Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang
tumbuh.
c)
Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
d)
Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
e)
Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan
berhitung
f)
Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
g)
Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai
h)
Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga
i)
Mencapai kebebasan pribadi.
3. Tugas Perkembangan Masa Remaja
Seorang remaja dalam mencapai
tugas-tugas perkembangannya dapat dipisahkan ke dalam tiga tahap secara
berurutan (Kimmel, 1995: 16):
Tahap yang pertama adalah remaja awal, di mana tugas-tugas
perkembangan yang harus diselesaikannya sebagai remaja adalah pada penerimaan
terhadap keadaan fisik dirinya dan menggunakan tubuhnya secara lebih efektif.
Hal ini karena remaja pada usia tersebut mengalami perubahan-perubahan fisik
yang sangat drastis, seperti pertumbuhan tubuh yang meliputi tinggi badan,
berat badan, panjang organ-organ tubuh, dan perubahan bentuk fisik seperti
tumbuhnya rambut, payudara, panggul, dan sebagainya.
Tahapan yang kedua adalah remaja
madya, di mana tugas perkembangan yang utama adalah mencapai kemandirian dan
otonomi dari orang tua, terlibat dalam perluasan hubungan dengan kelompok baya
dan mencapai kapasitas keintiman hubungan pertemanan; dan belajar menangani
hubungan heteroseksual, pacaran dan masalah seksualitas.
Tahapan yang ketiga adalah remaja
akhir, di mana tugas perkembangan utama bagi individu adalah mencapai
kemandirian seperti yang dicapai pada remaja madya, namun berfokus pada
persiapan diri untuk benar-benar terlepas dari orang tua, membentuk pribadi
yang bertanggung jawab, mempersiapkan karir ekonomi, dan membentuk ideologi
pribadi yang di dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem
etik.
Demikianlah, penjelasan mengenai
tugas-tugas perkembangan remaja sebagai satu bagian dalam memahami remaja
sebagai suatu masa transisi. Diharapkan, pada saat ini kita telah sampai pada
pemahaman bahwa sesungguhnya masa remaja adalah masa transisi yang menjembatani
masa kanak-kanak yang tidak matang ke masa dewasa yang matang. Macam transisi
yang berbeda akan membawa pengaruh yang berbeda pula bagi individu yang
mengalaminya. Demikian pula dengan bagaimana cara kita melihat transisi
tersebut akan mempengaruhi bagaimana kita dapat memahami apa yang dialami dan
dirasakan oleh remaja. Selanjutnya, kita akan melihat perubahan dan
perkembangan apa yang dialami oleh individu selama masa remajanya.
Menurut Havighurst, tugas-tugas
perkembangan seorang remaja adalah sebagai berikut:
1.
Menerima keadaan fisik dirinya
sendiri dan menggunakan tubuhnya secara lebih efektif. Walaupun kedengarannya
sederhana dan mudah diucapkan, menerima keadaan fisik diri sendiri sering kali
menjadi masalah yang cukup besar bagi remaja. Banyak di antara kita yang sulit
menerima kenyataan bahwa kita berkulit gelap atau tidak setinggi dan selangsing
teman sebaya. Perasaan tidak puas ini kemudian membuat kita selalu dilanda
perasaan minder, sehingga malas bergaul apalagi pergi ke pesta. Perasaan ini
menutupi kenyataan, misalnya bahwa kita sebetulnya punya sepasang mata yang
indah. Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya fokuskan perhatian ke kelebihan kita
dan jadikan itu sebagai daya tarik. Selain itu, hilangkan dari pikiran apa yang
selama ini selalu ditanamkan oleh lingkungan kita, bahwa cewek harus cantik,
putih, tinggi, dan langsing untuk dapat disebut sebagai cewek sejati, sedangkan
cowok harus berbadan kekar, berbulu, dan bersuara dalam untuk bisa dikatakan
jantan. Karena, kalau kita memang enggak punya gen untuk dapat berpenampilan
seperti itu, kita cuma jadi gelisah dan enggak puas diri selamanya, sehingga
lupa bahwa kita punya banyak potensihdiri.
2.
Mencapai kemandirian emosional dari
orang tua dan orang-orang dewasa lainnya. Usaha untuk mencapai kemandirian
emosional bisa membuat remaja melawan keinginan atau bertentangan pendapat
dengan orangtuanya. Dengan ciri khas remaja yang penuh gejolak dan emosional,
pertentangan pendapat ini sering kali membuat remaja menjadi pemberontak di
rumah. Apabila masalah ini tidak terselesaikan, terutama apabila orangtua
bersikap otoriter, remaja cenderung untuk mencari jalan keluar di luar rumah,
yaitu dengan cara bergabung dengan teman-teman sebaya yang senasib. Sebetulnya,
curhat dengan teman sebaya tidak ada salahnya, selama teman sebaya itu bisa
membantu mendapatkan solusi yang baik. Namun, sering kali karena yang dihadapi
adalah remaja seusia yang punya masalah yang kurang lebih sama dan sama-sama
belum berhasil mengerjakan tugas perkembangan yang sama, bisa jadi solusi yang
ditawarkan kurang bijaksana. Karena itu, kita perlu selalu ingat bahwa untuk
melepaskan diri secara emosional dari orangtua pun, bisa dilakukan dengan meminta
dukungan orangtua ataupun orang dewasa yang ada di sekitar kita. Tentunya bukan
dengan cara meminta mereka untuk memecahkan masalah kita, tapi lebih kepada
memahami keinginan kita untuk dipahami sebagai individu yang beranjak dewasa
dan tidak inginoterlaluktergantungolagiokepadaomereka.
3.
Mencapai suatu hubungan dan
pergaulan yang lebih matang antara lawan jenis yang sebaya. Sehingga, remaja
akan mampu bergaul secara baik dengan kedua jenis kelamin, baik laki-laki
maupun perempuan. Kemampuan untuk mencapai tugas perkembangan ini juga
dipengaruhi oleh banyaknya interaksi yang dialami seorang remaja dengan
orang-orang dari kedua jenis kelamin. Tapi, hal ini sama sekali tidak berarti
bahwa kalau kita sekolah di sekolah khusus cowok atau khusus cewek, kemampuan
kita untuk bergaul secara matang dengan jenis kelamin lain akan terganggu.
Karena di sekolah kan juga ada guru, petugas perpustakaan dan kebersihan dari
jenis kelamin lain, dan kita juga berinteraksi dengan mereka. Selain itu,
pergaulan tidak terbatas di sekolah saja. Ketika kita pulang, di rumah dan di
lingkungan sekitar juga terdapat kenalan pria dan wanita. Jadi, temen-temen di
SMU Tarakanita, SMU Pangudi Luhur, ataupun sekolah khusus lainnya, enggak perlu
khawatir. Kemampuan untuk berinteraksi dengan seimbang itu hanya dapat
terganggu apabila kita sendiri yang memang menciptakan batasan untukobergaul.
4.
Dapat menjalankan peran sosial
maskulin dan feminin. Peran sosial yang dimaksud di sini adalah seperti yang
diharapkan masyarakat, dan bergeser sesuai dengan peralihan zaman. Apabila pada
zaman dahulu secara sosial dianggap baik bila laki-laki mencari nafkah di luar
rumah sedangkan perempuan mengurus rumah tangga, dengan timbulnya kesadaran
akan kesetaraan jender sekarang ini tidak harus demikian. Sehingga, yang paling
penting untuk dipahami adalah sebagai anggota dari satu jenis kelamin, kita
jangan sampai kemudian merasa berhak untuk mensubordinasi atau memperlakukan
anggota jenis kelamin lain secara buruk atau semena-mena, baik di publik (masyarakat)
maupun domestik (rumahotangga).
5.
Berperilaku sosial yang bertanggung
jawab. Idealnya, seseorang tentu diharapkan untuk berpartisipasi demi kebaikan
atau perbaikan di lingkungan sosialnya, namun bila hal itu belum bisa
dijalankan, minimal yang harus dilakukan adalah tidak menjadi beban bagi
masyarakat atau lingkungan sosialnya. Karena itulah, remaja yang terlibat
tawuran sampai menghancurkan fasilitas umum tentu tidak dapat dianggap telah
melampaui tugas perkembangan yang satu iniodenganosukses.
6.
Mempersiapkan diri untuk memiliki
karier atau pekerjaan yang mempunyai konsekuensi ekonomi dan finansial. Setelah
melepaskan diri dari ketergantungan emosional dengan orangtua atau orang dewasa
lain, tugas yang menanti remaja adalah juga melepaskan diri dari ketergantungan
finansial dari mereka. Karena itulah, belajar bekerja juga merupakan hal yang
perlu dilakukan oleh remaja, betapapun kecil penghasilan yang diperoleh. Dengan
demikian, diharapkan pada saatnya nanti kita bisa siap terjun dan bekerja di masyarakat.
7.
Mempersiapkan perkawinan dan
membentuk keluarga. Dengan dilaluinya tugas perkembangan yang telah disebutkan
tadi yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk bergaul dengan sesama maupun
lawan jenis, diharapkan pergaulan ini akan dapat membawa ke langkah selanjutnya
yaitu untuk memilih pasangan hidup yang sesuai dan mulai mempersiapkan diri
membentuk keluarga.
8.
Memperoleh perangkat nilai dan
sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku sesuai dengan norma yang ada di
masyarakat. Keberhasilan remaja melaksanakan tugas perkembangan ini ditandai
dengan, misalnya, kesuksesannya meredam serta mengendalikan gejolak emosi
maupun seksualnya sehingga dapat hidup sesuai dengan norma dan etika yang
berlaku. Untuk dapat memperoleh konsep diri yang memegang seperangkat nilai
ini, remaja dapat memiliki role model atau seseorang yang dijadikan tokoh idola
yang tingkah lakunya kemudian diteladani.
Masa remaja mempunyai ciri tertentu
yang membedakan dengan periode sebelumnya, Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1992),
antara lain :
a.
Masa remaja sebagai periode yang
penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan
dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi
perkembangan selanjutnya.
b.
Masa remaja sebagai periode
pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat
dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi
waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola
perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
c.
Masa remaja sebagai periode
perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi
dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan
akan kebebasan.
d.
Masa remaja sebagai masa mencari
identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya
dan apa peranannya dalam masyarakat.
e.
Masa remaja sebagai masa yang
menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur, cenderung
berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang
membuatobanyakoorangotuaomenjadiotakut.
f.
Masa remaja adalah masa yang tidak
realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah
jambu, melihat dirinya sendiridan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan
bukan sebagaimana adanya terlebih dalamocita-cita.
g.
Masa remaja sebagai masa dewasa.
Remaja mengalami kebingungan atau didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia
sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa,
yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat
dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan
citrapyangpmerekapinginkan.
Disimpulkan adanya perubahan fisik
maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan remaja akan mengalami masalah
dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini diharapkan agar remaja dapat
menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan penuh tanggung jawab.
4. Tugas Perkembangan Masa Dewasa
Tugas
perkembangan masa dewasa dibagi menjadi pada tiga tahap, yaitu:
2.6.1Tugas
perkembangan masa dewasa awal
•
Memilih pasangan hidup
•
Belajar hidup dengan suami atau istri
•
Memulai kehidupan berkeluarga
•
Membimbing dan merawat anak
•
Mengolah rumah tangga
Memulai suatu jabatan
•
Menerima tanggung jawab sebagai warga negara
•
Menemukan kelompok sosial yang cocok dan menarik
2.6.2
Tugas Perkembangan masa setengah baya
•
Memperoleh tanggung jawab sosial dan warga negara
•
Membangun dan memperthankan standar ekonomi
• Membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan bahagia
•
Membina kegiatan pengisi waktu senggang orang dewasa
•
Membina hubungan dengan pasanga hidup sebagai pribadi
•
Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sendiri
•
Menyesuaikan diri dengan pertambahan umur
2.6.3 Tugas perkembangan orang tua
•
Menyesuaikan diri dengan menurunya kesehatan dan kekuatan fisik
•
Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan menurunya pendapatan
•
Menyesuaikan diri yterhadap meninggalnya suami/istri
•
Menjalin hubuingan dengan perkumpulan manusia usia lanjut
•
Memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga negara
•
Membangun kehidupan fisik yang memuaskan
Menurut Havighurst setiap tahap
perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan aspek-aspek lainya,
yaitu fisik, psikis serta emosional, moral dan sosaial.
Adapun
tugas perkembangan dewasa lainnya adalah
1.
Memilih pasangan.
2.
Belajar hidup dengan pasangan.
3.
Memulai hidup dengan pasangan.
4.
Memelihara anak.
5.
Mengelola rumah tangga.
6.
Memulai bekerja.
7.
Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
8.
Menemukan suatu kelompok yang serasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar