Sabtu, 14 Mei 2016

Peran Pedagogik Guru Bagi Perkembangan Peserta Didik



NAMA  : MARIA F. R. RADJA
NO REGIS: 131 15 012
SEMESTER/ KELAS: II/A
PERAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan  layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang didalamnya membutuhkan kompetensi pedagogik dari seorang guru. Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik (guru/dosen), administrator, masyarakat dan orang tua peserta didik.  Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut sebaiknya dapat memahami tentang perilaku individu peserta didik  sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif.  Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut satu sama lain saling tergantung. Walaupun komponen-komponennya cukup baik, seperti tersedianya prasarana dan sarana serta biaya yang cukup, juga ditunjang dengan pengelolaan yang andal maka pencapaian tujuan tidak akan tercapai secara optimal. Demikian pula bila pengelolaan baik tetapi di dalam kondisi serba kekurangan, akan mengakibatkan hasil yang tidak optimal.
Dalam proses belajar-mengajar dapat dikatakan bahwa inti permasalahan psikiologis terletak pada peserta didik, bukan berarti mengabaikan persoalan psikologi seorang pendidik, namun dalam hal seseorang telah menjadi seorang pendidik maka ia telah melalui proses pendidikan dan kematangan psikologis dan kemampuan pedagogik sebagai suatu kebutuhan dalam mengajar. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik”. Kajian psikologi pendidikan dalam kaitannya dengan pengembangan kurikulum pendidikan terutama berkenaan dengan pemahaman aspek-aspek perilaku dalam konteks belajar mengajar. Terlepas dari berbagai aliran psikologi yang mewarnai pendidikan, pada intinya kajian psikologis ini memberikan perhatian terhadap bagaimana in put, proses dan out pendidikan dapat berjalan dengan tidak mengabaikan aspek perilaku dan kepribadian peserta didik.
Kurikulum pendidikan sebaiknya mampu menyediakan kesempatan kepada setiap individu untuk dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Secara khusus, dalam konteks pendidikan di Indonesia saat ini, kurikulum yang dikembangkan saat ini adalah kurikulum berbasis kompetensi, yang pada intinya menekankan pada upaya pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dari peserta didik.  Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seorang peserta diidk  menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu di kemudian hari.
Dengan demikian dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, kajian psikologis dan kemampuan pedagogik guru  berkenaan dengan aspek-aspek:
(1) kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks;
(2) pengalaman belajar  peserta didik;
(3) hasil belajar peserta didik (learning outcomes), dan
(4) standarisasi kemampuan  peserta didik
                  Proses pendidikan melibatkan banyak hal,  di antaranya : subyek yang dibimbing (peserta didik)Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif).Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua ke dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal akan tertanam dalam diri siswa.Secara Psikologis peran guru bagi peserta didik adalah: sebagai Ahli psikologi pendidikan dan Ahli psikologi perkembangan.
         Aspek-aspek teladan mental pendidik atau pengajar berdampak besar terhadap iklim belajar dan pemikiran peserta didik yang diciptakan pengajar. Pengajar harus mampu memahami bahwa perasaan dan sikap peserta didik akan terlihat dan berpengaruh kuat pada proses belajarnya.  Maka perbuatan mendidik dan membentuk manusia muda itu amat sukar, tidak boleh dilakukan dengan sembrono atau sambil lalu, tetapi benar-benar harus dilandasi rasa tanggung jawab tinggi dan upaya penuh kearifan.Barang siapa tidak memperhatikan unsur tanggung jawab moril serta pertimbangan rasional, dan perbuatan mendidiknya dilakukan tanpa refleksi yang arif, berlangsung serampangan asal berbuat saja, dan tidak disadari benar, maka pendidik yang melakukan perbuatan sedemikian adalah orang lalai, tipis moralnya, dan bisa berbahaya secara social. Dalam proses pendidikan persoalan psikologis yang relevan pada hakikatnya inti persoalan psikologis terletak pada peserta didik, sebab pendidikan adalah perlakuan pendidik terhadap peserta didik dan secara psikologis perlakuan pendidik tersebut harus selaras mungkin dengan keadaan peserta didik.
                        Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Karena Proses belajar-mengajar mengandung serangkaian perbuatan pendidik/guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar.
seorang guru akan berperan mendorong siswanya untuk menguasai alat belajar, memotivasi siswa untuk bekerja keras dan mencapai prestasi setinggi-tingginya. Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran, masih tetap memegang peranan penting.  Artinya, pada gurulah tugas dan tanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pengajaran di sekolah sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan kemampuan peserta didik di kemudian hari.Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu peserta didik.

Pendidikan Karakter Untuk Membangun Peradaban


Pendidikan Karakter Untuk Membangun Peradaban
Oleh : Teresina A. Soares 
Pendidikan dalam hal yang sangat dianggap penting didunia,karena dunia butuh orang-orang yang berpendidikan agar dapat membangun negara yang maju. Tapi selain itu karakter pun sangat diutamakan karena orang-orang pada zaman ini tidak hanya melihat pada betapa tingginya pendidikan ataupun gelar yang ia rih, melainkan juga pada karakter dari pribadi dari setiap orang
Proses  pendidikan di sekolah masih banyak yang mementingkan aspek dari pendidikan tersebut, tanpa mengajarkan bagaimana etika-etika yang baik yang harus dilakukan, sebab anak-anak pada zaman sekarang sebagian besar tidak mempunyai niat untuk bersekalah malainkan lebih memilih untuk
Banyak pilarkarakter yang harus kita tanamkan kepada anak-anak penerus bangsa, diantaranya adalah kejujuran. Kejujuran adalah hal yang paling pertama harus kita tanamkan pada diri kita maupun anak-anak penerus bangsa karena kejujuran adalah benteng dari semuanya, demikian juga ada pillarkarakter tentang keadilan, karena seperti yang dapat kita lihat banyak sekali ketidakadilan khususnya di negara ini.Sekarang mulai banyak sekolah-sekolah diindonesia yang mengajarkan pendidikan karakter menjadi mata pelajaran khusus di sekolah tersebut.
Oleh karena itu pendidikan karakter itu tidak semudah membalikkan telapak tangan,maka ajarkan kepada anak bangsa, tentang pendidikan saat ini.
https://ssl.gstatic.com/ui/v1/icons/mail/images/cleardot.gif
 

blog_sumber_pendidikan_karakter_untuk_membangun_peradaban

Pentingnya Kesadaran



Pentingnya kesadaran
                               Oleh: Bernadethe T. Tahu(13115021)
Kesadaran yang harus dibangun dalam dunia pendidikanadalah dua sisi mata uang yang memiliki perannya masing-masing. Juga mempunyai tujuuan yang sama yang tidak dapat dipisah-pisahkan dan mempunyai nilai.
Pertanyaannya, sejauh mana kita mampu membangkitkan kesadaran diri kita tanpa adanya antimidasi atau tekanan? Dengan kesadaran yang dimiliki, kita akan memiliki cara berpikir yang bijak, elok, dan santun dalam berbuat. Pemahaman mengenai kesadaran ini akan dibawa dalam sikap pribadi. Dan kita akan merasa memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan keberhasilan tanpa menghilangkan nilai kesadaran yang telah dibangun secara moral dan emosional
Catatan :  Kesadaran itu sebenarnya bukanlah suatu hal yang harus di paksakan

blog_sumber_pentingnya_kesadaran

Pengembangan Peserta Didik



   Pengembangan Peserta Didik
oleh : Yulita G. Ami (13115038)
Perkembangan bila ditinjau dari sisi intelek merupakan proses pertumbuhan cara berpikir, cara berprilaku, dan cara pandang seseorang terhadap objek tertentu serta bagaimana seseorang mengambil keputusan yang bijaksana sebagai solusi pemecahan sebuah masalah. Sedangkan bila ditinjau dari sisi biologisnya, perkembangan merupakan proses berkembangnya organ-organ tubuh seperti organ pencernaan, pernapasan, reproduksi dan lain-lain. Agar seorang anak dapat berkembang dengan baik, maka dibutuhkan interaksi yang baik dengan individu lain, dan mendapatkan bimbingan dari orang lain, sehingga ia bisa tumbuh menjadi manusia yang berguna  bagi orang lain juga. Proses bimbingan tersebut bisa secara formal ataupun non-formal, serta dilingkungan yang dapat memberikan hal-hal positif bukan negatif.
Pengembangan peserta didik merupakan proses merubah sikap, tingkah laku , cara pandang dan cara berpikir dari para peserta didik, agar lebih efektif dan efisien, sebagai  wujud pengembangan talenta atau anugerah yang diberikan Tuhan kepada umat manusia. Dalam proses pengembangan peserta didik, terdapat dua syarat penting, yaitu adanya peserta didik, adanya para pendidik serta adanya perihal yang merupakan tujuan dari pengembangan peserta didik itu sendiri. Sebagai mahluk sosial, manusia pada hakekatnya tidak dapat hidup dan berkembang sendiri. Seperti peserta didik yang tidak dapat berkembng sendiri, tanpa adanya pengawasan dan pelatihan dari para pendidik. Bisa kita lihat, bahwa banyak orang yang ikut dalam organisasi seperti OSIS, BEM dan lain-lain, merupakan suatu proses untuk mengembangkan diri menjadi individu yang berkualitas. Dalam suatu proses pengembangan peserta didik, bukan hanya otaknya yang diasah tetapi juga kemampuannya untuk bisa terlibat dalam organisasi, terlibat dalam kegiatan sosial, terlibat dalam kegiatan keagamaan serta terlibat dalam kegiatan manusiawi, sebagai bentuk keberhasilan dalam sebuah pembelajaran, yang mengarah pada berkembangnya rasa peduli terhadap sesama manusia dan rasa memiliki suatu  organisasi, dengan menanamkan sikap loyalitas(setia) pada organisasi tersebut.
Lalu muncul pertanyaan”, mengapa manusia harus berkembang?” jawabannya adalah manusia harus berkembang karena manusia diciptakan untuk dapat tumbuh dan berkembang bukan tetap pada keadaan sebelumnya. Manusia harus berkembang agar bisa keluar dari keterpurukan ekonomi dan sosial dan manusia harus berkembang karena harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan iptek. Secara logisnya, manusia yang pendidikan dan kretifitasnya tidak diasah akan menjadi penyebab banyaknya pengangguran di suatu negara. Karena kesulitan menemukan pekerjaan tanpa kemampuan yang baik, maka akan berujung pada pencurian dan lain-lain. Berbeda dengan mereka yang melakukan korupsi seperti para pejabat negara. Otak dan kemampuan mereka memang diasah sedemikian rupa, namun sisi kemanusiaan dan keagamaan mereka lemah. Jadi pengembangan peserta didik ini, tidak boleh dipandang sebelah mata. Hal ini memberika berbagai dampak buruk apabila tidak ditanamkannya nilai-nilai positif pada para peserta didik.
Kesimpulannya, pengembangan peserta didik, merupakan proses untuk mengubang manusia yang tidak memiliki kemampuan untuk bersaing, menjadi manusia yang mampu bersaing dengan manusia lain, dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini, dibutuhkan pula pengembangan sikap loyalitas, manusiawi dan memahami nilai-nilai keagamaan, agar terhindar dari berbagai macam hal yang dapat merupakan citra seseorang sebagai mahluk yang disebut manusia.

Artikel



Novel B. Molina
Narsiaus Harum
Anna Mariani Nahak
Reynaldo E. M. Lado
Martinus Manek